Rangkuman
PENGUKURAN
DAN DESAIN INSTRUMEN DALAM SURVEI
Dosen pengampu: Ir. Abdul
Muhaimin, SE, MM.
Mata kulia : Metodologi Penelitian

Disusun Oleh : Shodikhul Fulqin
Trimester :
VI (Enam)
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Hidayatullah
Depok
2015
PENGUKURAN
DAN DESAIN INSTRUMEN DALAM SURVEI
A. Definisi
Teknik
pengukuran adalah suatu teknik mengenai
aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara apa yang ada dalam
dunia konsep dengan apa yang terjadi di dunia nyata.
Desain
intsrumen adalah sebagai penyusunan instrumen pengumpoulan data (biasabya
berupa suatu koesioner) untuk mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah
penelitian.
B. Komponen
pengukuran
Komponen pengukuran di bagi tiga:
1)
Kejadian
empiris (empiricak event) yang dapat
diamati ()
2)
Penggunaan
angka (the use of number) untuk
menggambarkan kejadian tersebut.
3)
Sejumlah
aturan pemetaan (set of mapping rules).
C.
Proses
pengukuran
Proses pengukuran adalah sederatan tahap yang
saling berkaitan yang dimulai dari:
1)
Mengisolasi
kejadian empiris
2)
Mengembangkan
konsep kepentingan
3)
Mendefinisikan
konsep secara konstitutif dan operasional
4)
Mengembangkan
skala pengukuran
5)
Mengevaluasi
skala berdasarkan reliabilitas dan validitasnya hingga,
6)
Penggunaan
skala
D.
Skala pengukuran
Skala pengukuran sangat bervariasi, skala
yang sederhana adalah satu skala yang
digunakan untuk mengukur beberapa karakteristik. Skala yang kompleks adalah skala
yang beragam yang digunakan untuk mengukur beberapa karekteristik.
Dari
beragamnya skala pengukuran maka di perlukan evaluasi, agar skala yang
digunakan sesuai. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam mengevaluasi skala
pengukuran:
1. Validitas
Skala
pengukuran dikatakan valid bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur papa yang seharusnya diukur. Karena bila skala pengukuran tidak valid
maka yidak bermanfaat bagi peniliti.
Secara konseptual, validitas dibagi menjadi tiga macam:
a)
Validitas isi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan
seberapa baik dimensi dan elemen sebuah konsep digambarkan.
b) Validitas
yang berkaitan dengan kriteria adalah validitas
yang berkaitan dengan kriteria terjadi katika sebuah ukuran membedakan
individual pada kriteria yang akan diperkirakan.
c) Validitas
konstruk adalah validitas yang membuktikan
seberapa bagus hasil diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori
dimana pengujian dirancang.
2. Reabilitas
Menunjukkan konsistensi dan
stabilitas dari sektor (skala pengukuran).reabilitas berbeda dengan validitas
karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan
yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan. Reabilitas mencakup dua hal
utama, yaitu: stabilitas ukuran dan konsistensi
internal ukuran
(sekaran,2000:205.7).
·
Stabilitas ukuran adalah stabilitas ukuran yang menunjukkan
kemampuan sebuah ukuran untuk tetap stabil atau tidak rentan terhadap perubahan
situasi apapun.
·
Konsistensi
internal ukuran adalah
indikasi homogenitas item-item yang ada
dalam ukuran yang menyusun konstruk.
E. MENYUSUN
KOESIONER (daftar pertanyaan)
Koesioner yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan
yang disususn secara tertulis. Koesioner bertujuan untuk memperoleh data berupa
jawaban-jawaban para responden. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun
koesioner:
a)
Apakah
pertanyaan itu?
b)
Bagaimana
pertanyaan itu sebaiknya diajukan?
c)
Apakah
bentuk pertanyaannya terbuka ataukah tertutup?
d)
Bagaimana
seharusnya pertanyaan itu dirumuskan?
e)
Bagaimana
format pertanyaan disusun?
f)
Apa teknik
skala yang sebaiknya digunakan/
F. Desain
instrumen
Dua hal utama yang harus di perhatikan
dalam desain instrumen :
1. Urutan skala
dan layaout
Penyajian
dan organisas instrumen pengumpulan data amat menentukan dalam sukses/tidaknya
penelitian. Beberapa yang perlu di perhatikan:
·
Koesioner
sebaiknya di mulai dengan pertanyaan yang menarik.
·
Tulislah petunjuk mengisi dengan jelas dan mudah di baca.
·
Informasi
yang bersifat sensitive (misal: penghasilan) dan kjlasifikasi (umur, jenis
kelamin, ukuran rumah tangga dan lain-lain).
·
Susunlah
tata letak (layaout) koesioner sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dan
mengikuti alir proses wawancara.
2.
Pratest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan) dan
perbaikan
pratest
biasanya sering kali dapat mengidentifikasi
masalah-maalah dalam penyusunan kata-kata, format koesioner, dan
lain-lain yang amat berpengaruh terhadap validitas penemuan dari penelitian
tersebut.
0 comments:
Post a Comment